Selalu Berimajinasi ....

SELAMAT DATANG LIDI BALI, Selalu Berimajinasi .........

Thursday, February 15, 2018

Gunung Batur

Gunung Batur merupakan salah sat gunung berapi aktif di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali, Indonesia.

Gunung Batur terletak di barat laut Gunung Agung. Gunung Batur memiliki kaldera berukuran 13,8 x 10 km dan merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Pematang kaldera tingginya berkisar antara 1267 m - 2152 m, dimana terdapat 2 kaldera. Di dalam kaldera I terbentuk kaldera II yang berbentuk melingkar dengan garis tengah lebih kurang 7 km. Dasar kaldera II terletak antara 120 – 300 m lebih rendah dari Undak Kintamani (dasar Kaldera I). Di dalam kaldera tersebut terdapat danau yang berbentuk bulan sabit yang menempati bagian tenggara yang panjangnya sekitar 7,5 km, lebar maksimum 2,5 km, kelilingnya sekitar 22 km dan luasnya sekitar 16 km2 yang yang dinamakan Danau Batur. Kaldera Gunung Batur diperkirakan terbentuk akibat dua letusan besar, 29.300 dan 20.150 tahun yang lalu.

Gunung Batur terdiri dari tiga kerucut gunung api dengan masing-masing kawahnya, Batur I, Batur II dan Batur III.

Kawasan Gunung Batur terkenal sebagai objek wisata andalan Kabupaten Bangli. Konon menurut cerita dalam Lontar Susana Bali, Gunung Batur terbentuk dari puncak Puncak Gunung Mahameru yang dipindahkan Batara Pasupati untuik dijadikan Sthana Betari Danu (istana Dewi Danu). Pada waktu tertentu, seluruh umat Hindu dari berbagai daerah di Bali datang ke Batur menghaturkan Suwinih untuk mengusir bencana hama yang menimpa ladang mereka. Dengan menghantarkan suminih ini maka kawasan gunung Batur menjadi daerah yang subur.

Daerah yang dapat ditonjolkan sebagai objek wisata adalah kawah, kaldera dan danau. Terdapat aliran air dalam tanah yang mengalirkan air Danau Batur, yang muncul menjadi mata air di beberapa tempat di Bali dan dianggap sebagai "Tirta Suci"

Wisata budaya yang terdapat di kawasan Gunung Batur adalah Trunyan. Meskipun seluruh penduduk Trunyan beragama Hindu seperti umumnya masyarakat Bali, mereka menyatakan bahwa Hindu Trunyan merupakan Hindu asli warisan kerajaan Majapahit. Di sebelah utara Trunyan terdapat Kuban, sebuah tempat makam desa, namun jenazah tidak dikuburkan atau dibakar, melainkan diletakkan di bawah pohon setelah dilakukan upacara kematian yang rumit. Tempat pemakamanan ini dipenuhi oleh tulang-tulang, dan bisa jadi kita menemukan mayat yang masih baru. Walaupun mayat-mayat tidak dikubur, namun tidak ada bau busuk tetcium, karena di sekitar tempat itu terdapat pohon cendana yang mengeluarkan bau wangi semerbak.

0 comments:

Post a Comment